"Reeett..... reeeet...," Getar Hp yang ditaruh sang ikhwan diatas meja, tanda sms yg masuk.
"...... semoga antum bisa jadi imam ana yang mampu membimbing dan mengingatkan ana kelak akhy." isi sms sang ikhwan dari seseorang yang belum diketahui siapa.
Si ikhwan tadinya menganggap sms ini hanya orang iseng saja yang kirim. Tapi bukan kali ini saja si ikhwan dapat sms seperti itu dari nomor yang sama, beberapa kali ia dapatkan sms senada. Mulai dari mengingatakan shalat, membangunkan tahajud, hingga motivasi berujung tanya kabar keluarga dan lain sebagainya. Tentu si ikhwan merasa risih dengan sms tersebut. Hingga akhirya si ikhwan ganti nomor.
Senada dengan si ikhwan salah satu akhwat pun juga mengalami hal yang sama. Beberapa kali sms bernada risih memenuhi inboxnya. Kali ini malah lebih parah, sms yang tertuju padanya bernada lamaran. "ukhty maukah antum jadi ummi buat anak-anak ane nanti?" Karena sms bernada berani tersebut, sang akhwat akhirnya memutusakan untuk ganti HP dan nomernya sekaligus.
Kisah diatas mungkin serasa di ada-ada tapi memang terjadi di kalangan aktivis dakwah. Ikhwan dan akhwat para generasi yang sepantasnya mengurusi maslah ummat, terkadang malah terjebak dalam jurang nafsu. Aktivitas dakwah malah jadi ajang tebar pesona, cari muka. dan baper-baperan.
lihatlah mereka, mungkin mereka yang seperti itu bukanlah aktivis yang lama di jalan dakwah, bisa saja kader baru yang baru ikut, belum bisa jaga adab interaksi.
Parahnya kalau mereka aktivis dakwah yang lama berkecimpung di dunia dakwah dan malah seperti ini, apa ga malu sama binaan?
Teringat sebuah film pendek "Dari Sms Jatuh Ke Hati," diceritakan bagaimana seorang aktivis dakwah bisa terbujuk rayuan syaiton.
Dari awalnya sms ngajak syuro, ikhwan perhatian dikit, sampai akhirnya dikit-dikit perhatian sama itu akhwat. Hingga ada ikatan haram diantara mereka berdua, para aktivis dakwah.
Disinilah perlunya ketegasan bahwa aktivitas seorang aktivis haruslah disertai adab berinteraksi.
Godaan setan akan sering terjadi dan berlaku kepada hamba Allah yang mendekat kepada-Nya, sebab hamba Allah yang jauh dari-Nya tidak sulit digoda setan. Maka janganlah tertipu dengan apapun yang membuat kita terlena, salah satunya cinta. Sudah menjadi fitrah Allah memberikan rasa cinta kepada hambanya, hanya saja cinta yang tepat di waktu yang tepat lah yang Allah ridhoi.
Si ikhwan tadinya menganggap sms ini hanya orang iseng saja yang kirim. Tapi bukan kali ini saja si ikhwan dapat sms seperti itu dari nomor yang sama, beberapa kali ia dapatkan sms senada. Mulai dari mengingatakan shalat, membangunkan tahajud, hingga motivasi berujung tanya kabar keluarga dan lain sebagainya. Tentu si ikhwan merasa risih dengan sms tersebut. Hingga akhirya si ikhwan ganti nomor.
Senada dengan si ikhwan salah satu akhwat pun juga mengalami hal yang sama. Beberapa kali sms bernada risih memenuhi inboxnya. Kali ini malah lebih parah, sms yang tertuju padanya bernada lamaran. "ukhty maukah antum jadi ummi buat anak-anak ane nanti?" Karena sms bernada berani tersebut, sang akhwat akhirnya memutusakan untuk ganti HP dan nomernya sekaligus.
Kisah diatas mungkin serasa di ada-ada tapi memang terjadi di kalangan aktivis dakwah. Ikhwan dan akhwat para generasi yang sepantasnya mengurusi maslah ummat, terkadang malah terjebak dalam jurang nafsu. Aktivitas dakwah malah jadi ajang tebar pesona, cari muka. dan baper-baperan.
lihatlah mereka, mungkin mereka yang seperti itu bukanlah aktivis yang lama di jalan dakwah, bisa saja kader baru yang baru ikut, belum bisa jaga adab interaksi.
Parahnya kalau mereka aktivis dakwah yang lama berkecimpung di dunia dakwah dan malah seperti ini, apa ga malu sama binaan?
Teringat sebuah film pendek "Dari Sms Jatuh Ke Hati," diceritakan bagaimana seorang aktivis dakwah bisa terbujuk rayuan syaiton.
Dari awalnya sms ngajak syuro, ikhwan perhatian dikit, sampai akhirnya dikit-dikit perhatian sama itu akhwat. Hingga ada ikatan haram diantara mereka berdua, para aktivis dakwah.
Disinilah perlunya ketegasan bahwa aktivitas seorang aktivis haruslah disertai adab berinteraksi.
Godaan setan akan sering terjadi dan berlaku kepada hamba Allah yang mendekat kepada-Nya, sebab hamba Allah yang jauh dari-Nya tidak sulit digoda setan. Maka janganlah tertipu dengan apapun yang membuat kita terlena, salah satunya cinta. Sudah menjadi fitrah Allah memberikan rasa cinta kepada hambanya, hanya saja cinta yang tepat di waktu yang tepat lah yang Allah ridhoi.
Jangan jadikan amal dan aktivitas dakwahmu sia-sia karena niatmu pada selain Allah. Allah adalah tujuan kita, Persembahkanlah hati dan amal kita kepadanya.
Para aktivis dakwah setidaknnya harus menjaga sikap dan jernih dalam menyikapi berbagai kejadian yang terjadi dalam kehidupannya. Allah senantiasa menguji orang-orang beriman dengan nikmat dan juga cobaan. Yang harus kita lakukan adalah bermuhasabah. Jika kita diberi nikmat maka sudah seharusnya kita bersyukur,sebaliknya jika diberi cobaan maka sudah selayaknya kita bersabar.
Para aktivis dakwah yang terlena dengan nafsunya akan cinta, cukuplah meminta perlindungan kepada Allah dengan "Sabar dan Shalat". Hindari curhat berlebih tentang cinta bahkan soal nikah di media sosial. Ikhwan dan Akhwat berinteraksilah seadannya jika diperlukan, jangan berlebihan hingga saling membangunkan tahajud misalnnya.
Fokus lah perbaiki diri karena hidup bukan sekedar cari jodoh. Tahan rasa yang ada di dalam hati, karena setidaknya rasa di dalam hati tidak bisa di hapus tapi bisa di redam. Sampai Allah memberi jodoh terbaik.
Ingat adanya aktivitas dakwah di kampus itu buat dakwah lillah bukan buat nyari fulan atau fulanah. Yuk lillah lillah !
Masalah pendamping, bukan siapa cepat, tapi Allah sudah pilihkan waktu yang tepat, dan memperbaiki diri itu bukan untuk si dia tapi untuk Allah. Agar Allah pilihkan jodoh terbaik buat kita.
Walahu A'lam
*Kuna khalid
nice postingannya akhiy.. terimakasih sudah diingatkan :)
BalasHapus