Medium is the message, Setelah membaca singkat dari beberapa sumber terkait “Medium is the message” dapat saya simpulkan bahwa istilah Medium is the message (media ialah pesan) merujuk kepada frasa yang diutarakan oleh Marshall McLuhan, berarti bahwa media sendiri adalah pesan yang simbolis yang mempengaruhi bagaimana pesan tersbut dirasakan. Argumennya dalam bukunya sendiri understanding media yang diambil dari Wikipedia ialah
McLuhan memahami "media" dalam arti luas. Dia mengidentifikasi bola lampu sebagai demonstrasi jelas dari konsep "media adalah pesan".
Sebuah bola lampu tidak memiliki konten dalam cara yang surat kabar memiliki artikel atau televisi memiliki program, namun itu adalah media yang memiliki efek sosial, yaitu bola lampu memungkinkan orang untuk menciptakan ruang pada malam hari yang lain akan diselimuti oleh kegelapan.
Dia menjelaskan bola lampu sebagai media tanpa konten apapun. McLuhan menyatakan bahwa "bola lampu menciptakan lingkungan dengan kehadiran belaka.[1]
Sebuah bola lampu tidak memiliki konten dalam cara yang surat kabar memiliki artikel atau televisi memiliki program, namun itu adalah media yang memiliki efek sosial, yaitu bola lampu memungkinkan orang untuk menciptakan ruang pada malam hari yang lain akan diselimuti oleh kegelapan.
Dia menjelaskan bola lampu sebagai media tanpa konten apapun. McLuhan menyatakan bahwa "bola lampu menciptakan lingkungan dengan kehadiran belaka.[1]
Apa yang dikutip diatas berdasarkan pernyataan McLuhan mengenai Media adalah pesan, membuka pemikiran saya mengenai efek psikologis dari penerimaan pesan (bisa berupa perasaan) melalui sebuah media tertentu dan bukan karena isi pesan tersebut. Saya sempat berfikir bahwa media tidak akan berarti apa-apa tanpa adanya konten yang disampaikan.
Namun saya juga berfikir ketika kita menyampaikan sebuah pesan tertentu, otomatis pesan yang kita bawa akan memiliki isi dari pesan dan isi dari media itu sendiri sebagai contohnya: (terinspiasi dari blog lain)
Namun saya juga berfikir ketika kita menyampaikan sebuah pesan tertentu, otomatis pesan yang kita bawa akan memiliki isi dari pesan dan isi dari media itu sendiri sebagai contohnya: (terinspiasi dari blog lain)
Sarah adalah teman saya ia termasuk orang yang sangat modern menurut saya, kenapa ? karena ia terkenal sebagai pemilik akun FB, dan twitter paling banyak di sekolah saya.
Ketika Idul fitri. Sarah mengirimkan sebuah “Kartu ucapan lebaran berbentuk kartu pos” kepada saya, isinya menceritakan penglamannya selama liburan, bagaimana keadaan ia dan keluargganya dan juga beberapa pesan yang lain yang harus ia sampaikan. Pokonya apa yang dilakukan Sarah begitu mengharukan bagi saya.
Apa yang ditulis oleh Sarah mengharukan bukan hanya disebabkan oleh tulisannya. Namun media yang dipilihnya untuk menyampaikan pesan. Rasanya sudah tidak asing ketika orang berfikir kepraktisan, orang berkirim pesan dengan apa saja yang ada: twitter, facebook, email.
Begitu praktisnya apabila pesan yang Sarah kirim melalui wall di facebook. Namun ketika media canggih itu semua ada di hadapannya ia mengabaikannya dan memilih untuk bersusah payah menulis tangan. Mungkin isi dalam kartu pos tersebut bisa disampaikan melalui media apa saja . Ketika Sarah memilih kartu pos sebagai medium pesannya, menjadikan sesuatu hal yang berbeda/ tersendiri untuk emosional diri saya.
Sumber:
[1] Understanding media, dalam http://en.wikipedia.org/wiki/The_medium_is_the_message
Blog Tetangga
Posting Komentar Blogger Facebook
Silahkan gunakan bahasa yang baik dan santun dalam berkomentar. Komentar yang profokatif, kasar atau mengandung unsur SARA akan kami hapus. Terima Kasih