Silih bergantinya waktu dalam kehidupan manusia, masalah senantiasa mengikutinya. Ada yang menghadapinya dengan biasa-biasa saja, menyelesaikan masalah dengan tenang. Ada pula yang menganggap masalah ibarat bumi yang hampir kiamat, tak jarang orang jadi stres, depresi, dan akhirnya memutuskan untuk bunuh diri.
Kalau saja ketika kita diterpa berbagai masalah mencoba untuk tenang dan berfikir jernih, maka kita akan mengetahui ternyata masalah hadir bukan untuk memperkeruh keadaan. Justru ia hadir sebagai batu yang menjadi landasan kita meraih tingkatan hidup yang lebih tinggi dari sebelumnya.
Berkaca dari kisah sang petani ketika menanam biji kurma di padang pasir, dari bagaimana cara ia memperlakulan bijinya, Banyak sekali hikmah yang didapat dari kisah tersebut. Mari kita simak kisahnya.
Petani di Timur Tengah menanam biji kurma ke dalam lubang pasir lalu ditutup dengan batu.
Mengapa biji itu harus ditutup batu ?
Ternyata, batu itu akan memaksa pohon kurma berjuang untuk tumbuh ke atas.
Justru karena pertumbuhan batang mengalami hambatan, hal tersebut membuat pertumbuhan akar ke dalam tanah menjadi maksimal. Setelah akarnya menjadi kuat, barulah biji pohon kurma itu bertumbuh ke atas, bahkan bisa menggulingkan batu yang menekan di atasnya.
"Ditekan dari atas, supaya bisa mengakar kuat ke bawah."
Bukankah itu prinsip kehidupan yang luar biasa?
Sekarang kita tahu mengapa Allah kerap mengizinkan tekanan hidup datang. Bukan untuk melemahkan dan menghancurkan kita, sebaliknya Allah mengizinkan tekanan hidup itu untuk membuat kita berakar semakin kuat.
Tidak sekadar bertahan, tapi ada waktunya benih yang sudah mengakar kuat itu akan menjebol "batu masalah" yang selama ini menekan. Kita pun keluar menjadi pemenang kehidupan.
Allah mendesain kita seperti pohon kurma. Sebab itu jadilah tangguh, kuat dan tegar menghadapi beratnya kehidupan.
Milikilah cara pandang positif bahwa tekanan hidup tidak akan pernah bisa melemahkan, justru tekanan hidup akan memunculkan kita menjadi para pemenang kehidupan.
Satu kunci terbaik dalam kehidupan kita. Selalulah kita berbaik sangka kepada Allah, apapun yang ia takdirkan buat kita. Baik buruknya menurut kita belum tentu baik menurut-Nya. Karena Ia lebih tahu mana yang terbaik dan buruk buat kita, hambanya.
Wallahu A'lam
Posting Komentar Blogger Facebook
Silahkan gunakan bahasa yang baik dan santun dalam berkomentar. Komentar yang profokatif, kasar atau mengandung unsur SARA akan kami hapus. Terima Kasih