Siapa sih yang gak kenal Ustadz Hanan Attaki ? Ustadz yang sering ngebina kajian nge-hits Pemuda Hijrah ini sudah banyak membawa para remaja yang identik dengan pergaulan negatif ke arah yang lebih positif lagi.
Beneran, ga bohong? Bener lah, walau masih identik sama nongkrong, nongkrongnya Pemuda Hijrah lebih positif pastinya. Jika para remaja dulunya sering nongkrong-nongkrong di pinggir jalan, saat ini mereka nongkrongnya di dalam Masjid guys, hebat kan !
Bersyukur sekali bulan September 2017 kemarin, Kuna diajak bertemu dan mewawancarai beliau meski cuman 7 menit, soalnya Ustadz Hanan langsung ngisi kajian shift waktu itu.
Nanyanya tentang apa ? Tentunya, nanyain tentang banyak hal deh, terutama motif dan latar belakang adanya Pemuda Hijrah sampe urusan quality time keluarga Ustadz Hanan. Sedikit berbagi transkripnya semoga bermanfaat dan menginspirasi banyak diantara kita.
1. Kenapa Ustadz dan temen-temen yang lainnya kepikiran membuat komunitas pemuda hijrah ?
Salah satunya semangat dulu, waktu kita pertama membuat pemuda hijrah itu saya ngeliat selama ini ada satu mainstream dakwah yang menurut saya kurang bisa memberi ruang kepada anak muda.
Fokus dakwah selama ini banyaknya ke ibu-ibu majlis ta'lim dan ke orang-orang yang udah hijrah sekian lama, yang udah lama belajar agama, bukan ke anak muda yang masih maen. Makanya saya coba untuk mengkonsep dakwah dengan konsep anak muda yang saat ini belum terlalau tergarap oleh gerakan-gerakan dakwah, Itu sih motivasi awalnya. Ngeliat ada kekosongan dalam ruang-ruang dakwah, jadi saya cuman mau ngisi ruang dakwah yang masih sepi atau kosong diantara sekian banyak ruang-ruang dakwah di indonesia.
2. Goals pemuda hijrah ini apa si Ustadz ?
Menghilangkan jarak antara Islam dan muda yang selama ini kesannya kalau sudah taat hilang sisi mudanya, sisi serunya. Atau kalau masih maen nggak bisa taat. kita ingin mengubah mindset itu.
3. Selain kesibukan Ustadz mengisi kajian, apa yang juga Ustadz lakukan?
Saya ga terlalu sibuk mengisi kajian, justru kajian saya sangat terbatas sedikit sekali. Sekarang banyak program-program dakwah yang lebih ke membangun network dan silaturahim dengan komunitas-komunitas anak muda. Nggak banyak di ta'lim, banyaknya di silaturahim, ngobrol, ngopi, maen sama anak-anak muda. karena prinsip dakwahnya maen, banyak maen banyak manfaat. Dakwahnya semacam itu.
4. Supaya ga bosen dakwah terus, ustadz ngapain sih ?
Dakwah ini kerjanya para nabi, jadi saya merasa beruntung kalau Allah masih memilih kita masuk ke dalam golongan umat para nabi dan meniti jalan yang sama di jalan mereka, yaitu dakwah.
Walau memang segmentasi dakwah itu kan beda-beda sehingga treatment-nya beda. Misal, yakin banget bahwa ini adalah jalan para nabi jalan yang panjang, udah. Dan kalau kita yakin itu, nggak akan ada bosennya. Bosen itu muncul saat kita melakukan itu bukan dari hati.
5. Bagaimana Ustadz membagi waktu untuk keluarga dan dakwah ?
Pasti harus ada tanda petik, " terkorbankan." Karena dengan sibuknya agenda-agenda dakwah. Tapi dibalik semua itu memang ada istri yang luarbiasa, yang mungkin faham tentang misi dakwah suaminya, yang faham tentang cita-cita dakwah, faham bahwa dakwah ini tidak akan sukses tanpa adanya pengorbanan. Dan pengorbanan kita kecil kalau masalah waktu bersama keluarga. Emang waktu jadi lebih sedikit dengan keluarga, jadi banyak waktu di luar. Tapi mudah-mudahan kalau ada waktu sedikit kita bisa jadiin quality time.
6. Berbagi menurut Ustadz itu apa ?
Ada banyak makna berbagi, salah satunya berbagi itu adalah wujud sehati dengan sesama kaum muslim. Satu perasaan, sebagaimana sabda nabi, "orang-orang beriman itu seperti satu jasad, kalau ada satu organ yang sakit, semuanya ikut merasakan. Berarti kalau kita mau berbagi, kita sudah punya perasaan yang sama dengan saudara-saudara kita. Kalau kita enggan berbagi, kayanya belum ada ikatan sesama kita.
Subhanallah ya, semoga kita juga bisa menjadi bagian sejarah kebangkitan Islam dengan belajar dari apa yang sudah disampaikan beliau diatas. Dan berjuang di jalan dakwah dengan potensi yang kita miliki masing masing.
*Kun