Hari itu hati kami terasa gelap, dingin.Ya, dingin, sedingin jalanan yang dibasahi hujan sore hari. satu-satunya yang terasa hangat dan terang saat itu, hanyalah penerangan cahaya lampu handphone salah seorang diantara kami. Inilah perpisahan kami dengan dirinya.
Belum lama ini kami dipertemukan dengannya, bertukar ilmu, saling menasehati dalam hal amar maruf nahi munkar.
Mata mulai berlinang takala mendengarnya berkata, "Suatu kenikmatan yang luar biasa dari Allah nanti, adalah saat kita akan berjumpa lagi di surganya, saling bertamu, bernostalgia mengingat kebaikan-kebaikan yang pernah kita lakukan bersama, ya ikhwah".
"Dan seandainnya para penghuni syurga tidak menemukan sahabatnya bersama mereka, yang dahulu melakukan kebaikan di dunia bersama-sama. Mereka menanyakannya kepada Allah, ya Rabb Kemana si fulan sahabat kami? kemana ? kenapa tidak bersama kami?"
"Hingga Allah memerintahkan sahabatnya untuk mencari si fulan di neraka, hingga memberikan syafaat kepada si fulan untuk dimasukan ke dalam syurga melalui sahabat-sahabat solehnya."
"Begitu pun dengan kita, jika diantara kita semua, jika antum tidak menemukan ana kelak, maka carilah !" Namun kita tentu berharap kepada Allah, jangan sampai kelak kita tidak dimasukan ke dalam Syurganya.
Set Sset sssett teung '.....................' Alhamdulillah.. Ruangan yang tadinya gelap kini terang kembali (not an artificial condition).
Lanjutnya, "bahwa akan terus ada yang namanya haq dan batil, dari mulai diciptakanya manusia sampai akhir kehidupan kita nanti, terus begitu akan ada dua golongan."
"Mau kemana kita, mau diposisi apa? Prioritas lah yang menentukan", ujarnya.
"Jangan sampai kesibukan kita dalam beraktivitas melupakan kita pada hak-hak Allah atas kita, kewajiban kita kepada Allah. Jangan sampai sibuk kita dalam beraktivitas hingga lupa dengan tilawah".
"Jangan sampai menjadi lilin yang menyala tapi antumnya terbakar. Kita lupa akan hak Allah dan kewajiban dari prioritas kita".
Inilah prioritas kita, cara pandang kita dalam kehidupan ini hanyalah, DHSAS. Dunia hanya sementara akhirat selamanya.
_______Di Akhir Cerite______
Dinginnya udara malam yang menusuk tulang, membuat kami menunaikan hak tubuh atas diri kami. Sehingga kami terseret masuk ke tenda biru bertuliskan nasi goreng.
Dalam daftar menu hari itu. Top listnya adalah "Nasi Goreng Kampung". Ya, nasi goreng kampung yang hangat, lezat, di bumbui telur dan racikan cikur yang nikmat memecah lidah tanpa kecap. Ini lah Ukhuwah seputih nasi goreng kampung tanpa kecap, tapi gurih dan nikmat saat di santap.....
Itulah nikmatnya persaudaraan, kita saling menasehati dan mengingatkan dalam hal kebaikan. Semoga persaudaraan ini terus berlanjut hingga ke syurganya. Aamiin.
Nasihat untuk diri dan kita.
Wallahu alam